Khadimul Qur'an

"Dan berkata Rasul: ' Ya Tuhanku sesungguhnya kaumku
menjadikan Al Qur'an itu sesuatu yang ditinggalkan'
(Al Furqon -25- :30)
"Dan Orang-orang Kafir berkata: ' Janganlah kalian
mendengarkan Al Qur'an ini dengan sungguh-sungguh dan
buat hiruk pikuklah terhadapnya agar kalian dapat
mengalahkannya'
(Fushilat -41- : 26)

Kamis, 01 Oktober 2009

Manusia

1. Ujian Manusia

Manusia hidup di alam dunia ini tidak penah Allah tinggalkan tanpa diuji. Sesuatu yang mengenai manusia ada yang langsung Allah berikan tanpa sesuatu sebab. Dan ada pula sesuatu yang menimpa manusia karena hukum sebab-akibat. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”. Kesabaran dan selalu bermohon kepada Allah dengan media shalat adalah sebuah solusi dalam menghadapi seluruhnya (Ar Ruum: 41)”.

2. Tuhan mengingatkan manusia kepada asal usul kejadiannya

Allah selalu menyadarkan manusia tentang dari apa dia diciptakan “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain (Al Mukminun: 12)”. Dengan diketuk kesadarannya Allah menginginkan agar manusia selalu bergerak menuju kebaikan.
3. Manusia yang dalam keadaan terjepit ingat kembali kepada Allah

Ujian tekadang menyadarkan manusia bahwa dirinya penuh dengan kelemahan. Seluruh keinginannya tidak mungkin selalu ia dapatkan. “Dan apa saja ni`mat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan (An Nahl: 53) ”. Kembali kepada Allah dan bermohon kepada-Nya merupakan sesuatu yang harus dilakukan bagi manusia yang sedang diuji.
4. Langit dan segala sesuatu yang ada di bumi, diciptakan oleh Allah untuk kehidupan manusia yang wajib disyukuri

Allah dengan limpahan kasih sayangnya telah mempersiapkan seluruh fasilitas kehidupan untuk manusia. Apa saja yang Allah ciptakan disiapkan untuk manusia ”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit). dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami) (Al Mukminun: 17)”. Hanya rasa syukur dan berbaktilah yang Allah inginkan dari manusia.
Pasal ke satu: Manusia; Al Qur'an menjelaskan secara terperinci tentang manusia. Penciptaan tentang manusia baik Jasadnya maupun Ruhnya sekaligus juga tentang tujuan penciptaannya. Dengan hamparan kasih sayang-Nya telah dipersiapkan semua fasilitas kehidupan untuk mencukupi kebutuhannya; kebutuhan Jasadnya dan kebutuhan Ruhnya.

Orang-orang kafir

1. Golongan Kafir

Golongan ketiga pembagian Al Qur’an adalah golongan Kafir. Golongan yang selalu menutupi berbagai macam kenikmatan yang Allah berikan. Golongan yang tidak dapat menangkap ayat-ayat Allah dengan semestinya. “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila`nati Allah dan dila`nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela`nati (Al Baqarah: 6)”

2. Sebab-Sebab Kekafiran

Melampaui batas, kesombongan dan berpaling dari ayat-ayat Allah merupakan salah satu sebab kekafiran. Pada saat timbul sifat itu Allah menginginkan manusia kembali kepada Allah. Kebahagian Allah sangat besar untuk hamba-Nya yang meminta ampunan atas kesalahannya. “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al Maidah: 72)”.

3. Golongan Musyrikin

Musyrik adalah kekafiran di dalam peribadatan. Keyakian bahwa ada sekutu bagi Allah sangat dicela oleh Al Qur’an. Al Qur’an memberikan penjelasan bahwa selain Allah adalah makhluk (yang diciptakan Allah).“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai `Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai. Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah: "Unjukkanlah hujjahmu! (Al Qur'an) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, dan peringatan orang-orang yang sebelumku (Al Anbiya’: 22)".

4. Keharusan bersikap tegas terhadap orang kafir dan munafik

Islam selalu dipertentangkan dengan kekafiran dan kemunafikan. Islam menyadarkan manusia tentang hakekat kehidupan dan tujuan manusia diciptakan. Kekafiran dan kemunafikan akan mencegah penyadaran itu, mereka akan selalu berusaha agar manusia mengikuti hawa nafsunya. Dari sisi inilah Allah menganjurkan agar bersikap tegas dengan segala kekafiran dan kemunafikan “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya (At Taubah: 73)”.
Pasal ke dua belas: Orang-orang Kafir; Orang-orang kafir menurut Al Qur'an tidak mampu menggunakan panca inderanya untuk menangkap ayat-ayat Allah, sehingga mereka diserupakan seperti hewan (bisu, buta dan tuli).

Kesentausaan orang beriman

1. Pujian Allah dan Kebahagian Orang Beriman

Allah memuji manusia beriman, mereka diselaraskan dengan Rasul dan Malaikat. Orang-orang beriman telah beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. Iman inilah yang akan membuat orang beriman mendapat keberuntungan dari Allah SWT “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (At Taubah: 71)”.

2. Janji-Janji Allah Kepada Orang Yang Beriman

Allah pun membahagiakan orang-orang beriman di dunia dengan janji-janji kebahagian yang akan didapati kelak di akhirat. Orang beriman diberikan janji kebahagian kelak di akhirat agar orang beriman menyadari kehidupan yang hakekat adalah kehidupan akhirat. “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa (An Nuur: 25)”.
Pasal ke sepuluh Kesentausaan orang beriman; Orang-orang yang beriman sempurna menurut Al Qur'an akan selalu ada dalam kebahagian di akhirat kelak dan selalu mendapat pujian Allah. Telah Allah siapkan kekuasaan dan kekuatan orang-orang yang beriman karena selalu dalam pertolongan Allah.

Orang-orang yang beriman

1. Golongan orang beriman

Allah membagi manusia menjadi tiga golongan: manusia beriman, manusia munafiq dan manusia kafir. Allah memanggil manusia yang merespon ayat-ayat Allah dengan sebutan Orang-orang beriman. Manusia beriman mempunyai tanda-tanda yang telah Allah anugerahkan-hati selalu ingat pada-Nya, selalu berinfaq pada orang yang membutuhkan-. Keimanan ini adalah sebuah anugerah Allah dimana Allah selalu menguji untuk mendapatkan keimanan yang sempurna. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (Al Ankabuut: 3)”.

2. Balasan terhadap orang-orang yang beriman

Keyakinan manusia beriman bahwa Allah tidak pernah melalaikan aktifitas kebaikan merupakan pendorong di dalam melakukan setiap aktifitas. Seluruh aktifitas manusia beriman hanya diperuntukkan untuk Allah dan memberikan kebaikan pada manusia yang lainnya.”Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya (Al Baqarah: 25)”.

3. Sifat-sifat orang beriman

Pengenalan dan Keyakinan yang sempurna kepada Allah membuahkan aktifitas yang baik. Melakukan aktifitas kebaikan yang istiqamah membuahkan sifat yang dapat dilihat oleh manusia manapun. Keyakinan yang teguh dan selalu memberi kemanfaaatan buat orang lain adalah gambaran manusia beriman sempurna. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. 4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya (Al Anfaal: 3)”.
Pasal ke sembilan: Orang-orang Beriman; Al Qur'an telah memberikan gambaran secara utuh tentang siapa orang yang beriman itu. Manusia harus berusaha mempunyai sifat-sifat dan perilaku sebagai orang yang beriman yang digambarkan oleh Al Qur'an. Menggunakan semua potensi dirinya dan panca inderanya dalam menangkap ayat-ayat Allah

Syurga dan neraka

1. Pembalasan itu sesuai dengan perbuatan bukan menurut angan-angan

Seluruh kegiatan orang beriman adalah ibadah. Pemberian imbalan (pahala) atas aktifitas ibadah adalah sesuatu kenyataan. Pahala bagi aktifitas ibadah bukan angan-angan dan bukan janji-janji kosong para Rasul. Jika manusia melakukan kebaikan maka Allah berikan kebaikan, begitu juga jika manusia melakukan keburukan, Allah balas keburukan tersebut. “ (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun (An Nisa: 124)”.
2. Neraka

Neraka adalah tempat bagi manusia dan Jin yang melakukan Aktifitas keburukan dan Kekejian dan mereka tidak bertaubat kepada Allah atas kealfaannya. Panca indera yang diberikan Allah tidak dipergunakan sebagaimana keinginan pemberinya. Tempat yang tidak ada sedikit pun kenyamanan di dalamnya. Kepedihan, penyesalan dan jeritan menghiasi pemandangan di dalam neraka “ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (Al A’raf: 179)”

3. Syurga

Syurga adalah tempat bagi manusia yang melakukan aktifitas kebaikan. Tempat yang penuh kedamaian, kebahagian dan kesantausaan. Pujian dan Penghormatan adalah aktifitas ahli Syurga. Allah bersihkan ahli syurga dari keingina-keinginan yang hina. “Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman). mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya (Ar Ra’d: 35)”.
Pasal ke tujuh: Syurga dan Neraka; menurut Informasi Al Qur'an balasan amal ibadah bukan hayalan tetapi fakta yang akan diterima oleh setiap manusia. Neraka telah Allah siapkan sebagai tempat orang-orang yang mengingkari-Nya. Syurga disiapkan untuk orang-orang yang telah Allah maafkan kesalahan-kesalahannya ketika hidup di dunia.

Hari berbangkit

1. Bukti-bukti tentang kebenaran hari berbangkit

Kejadian yang lain setelah terjadinya Kiamat adalah Hari Berbangkit. Hari dimana semua manusia akan dibangkitkan oleh Allah SWT untuk dipertanyakan tentang nikmat yang Allah telah berikan kepada manusia. Allah menyadarkan kepada manusia bahwa Hari berbangkit pasti terjadinya. Orang-orang beriman harus percaya dengan yakin seyakinnya, tidak ada keraguan segidikitpun “Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala suatu, dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. Allah menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali; kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan (Al Hajj: 6)”

2. Keingkaran orang kafir terhadap hari berbangkit

Dakwah Rasul yang selalu diragukan kebenarannya oleh orang kafir adalah hari berbangkit. Orang-orang kafir tidak memahami dan tidak mengerti bagaimana tubuh yang sudah menjadi tanah dan tulang belulang dapat dibangkitkan oleh Allah. “Berkatalah orang-orang yang kafir; "Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; apakah sesungguhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)? (An Naml: 27)

3. Hanya Allahlah yang mengetahui kapan terjadinya hari berbangkit

Hari Berbangkit dan Hari Kiamat merupakan sebuah kejadian yang merupakan rahasia bagi manusia. Kapan terjadinya dan bagaimana terjadinya adalah Haq Allah semata, tak ada manusia yang diberi pengetahuan tentang itu semua. “Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya (Al Ahzab: 63)”
Pasal ke enam: Hari Berbangkit; Al Qur'an memberikan informasi pada hari kiamat kubro ada beberapa proses kejadian dimana setelah hancur alam dunia ini kemudian Allah membangkitkan manusia menuju Alam Akhirat. Proses ini dinamakan Hari Berbangkit, pada hari ini ada wajah yang berseri-seri tetapi ada juga yang bermuram durja. Pemahaman tentang hal ini harus dapat membangun karakter-karakter yang positif.

Kiamat dan kematian

1. Peristiwa-Peristiwa di hari kiamat

Kiamat merupakan sebuah kejadian akhir kehidupan segala sesuatu. Banyak kejadian-kejadian yang diinformasikan Al Qur’an tentang kedahsyatan terjadinya hari kiamat. Pengumpulan para Rasul yang akan mejadi saksi untuk umatnya, hancurnya bumi, diperjalankannya gunung dan lain-lain kejadian yang sangat dahsyat. Kedahsyatan hari kiamat Allah berikan gambaran ” (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya (Al Hajj: 2)”
2. Hanya Allahlah yang mengetahui waktu datangnya hari kiamat

Kejadian yang sangat luar biasa dahsyat itu (Kiamat) merupakan sebuah kejadian yang selalu menjadi rahasia bagi manusia. Menurut Al Qur’an tak ada satu makhluk pun yang mengetahui kapan terjadinya. Kedatangan yang tiba-tiba menjadikan manusia harus selalu siap menghadapinya dengan memperbanyak amal kebaikan “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba (Al A’raf: 187)".
3. Tiap-tiap orang memikul dosanya sendiri
Hari Kiamat membuat manusia bertanggung jawab dengan dirinya. Tak ada satu pun yang mampu menolong dirinya kecuali amalnya. Setiap manusia akan sibuk dengan urusannya masing-masing. “"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng`azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.(Al Isra’: 14)”
4. Kehidupan duniawi adalah bayangan belaka dan kehidupan akhiratlah yang kekal dan abadi

Keyakinan bahwa hari Kiamat sesuatu yang pasti terjadi harus menjadikan manusia tidak terlalaikan dengan kehidupan semu di dunia ini. Kehidupan di dunia bukan tujuan kehidupan sebenarnya : jadikanlah kehidupan di dunia ini sebagaiman kita sedang berjalan di terik matahari lalu kita berteduh (dunia) jangan sampai kita terlalaikan dengan keteduhannya, perjalan kita masih jauh “ Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak, dan anak-anak yang selalu bersama dia, dan Ku lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,(Al Mudatsir: 14) “
5. Keadaan manusia disaat sakaratul maut

Disamping Kiamat besar yang akan terjadi ada pula Kiamat Kecil yang semua manusia harus siap menghadapinya, yaitu kematian. Kematian pun datangnya tiba-tiba, tak mengenal waktu dan tempat. Saat-saat menjemput kematian pun sebuah keadaan yang menurut informasi Al Qur’an sesuatu yang sangat berat. “Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan? (Al Qiyamah: 27)",
Pasal ke enam: Kiamat dan Kematian; Menurut Al Qur'an yang memutuskan kenikmatan ada dua yaitu Kiamat Kubro (Kiamat) dan Kiamat Syugro (Kematian). Keimanan pada kiamat harus dapat membangun karakter-karakter yang positif, minimal:
  1. Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan disebabkan memahami bahwa Kiamat dan Kematian itu datangnya tiba-tiba
  2. Selalu menghiasi diri dengan sifat-sifat mulia karena Kiamat dan Kematian merupakan awal perhitungan amal
  3. Tak terpedaya dengan kehidupan yang sementara di kehidupan dunia ini
  4. Selalu mempunyai orientasi dan visi akhirat dalam segala amal kebaikannya



Beriman kepada para Rasul

1. Rasul-Rasul Allah SWT

Rasul adalah orang yang dipercaya Allah swt. untuk membimbing umat dalam menegakkan ajaran kitab suci. Allah telah begitu banyak mengangkat Rasul. ” Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya`qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakaria, Yahya, `Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh. dan Ismail, Alyasa`, Yunus dan Luth. Masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya) (Al An’am: 84)”
2. Kerasulan Muhammad SAW.

Salah seorang Rasul yang diangkat oleh Allah adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau membawa aturan (syariat) tertentu dengan tauhid yang sama untuk mengajak umat mengesakan Allah. “Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu (Al Maidah: 68)”.
3. Pembalasan terhadap orang-orang yang membunuh nabi-nabi

Perjuangan para Rasul didalam membimbing umat penuh dengan tantangan dan membutuhkan kesabaran yang besar. Ancaman dan Siksaan yang besar bagi orang yang mendustakan para Rasul.” Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, `Aad, Fir`aun yang mempunyai tentara yang banyak, dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul). Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku (Shaad: 13)”
Pasal ke lima Beriman kepada para Rasul; dengan informasi-informasi Al Qur'an Para Rasul adalah manusia yang ditugaskan oleh Allah untuk menjelaskan kitab-kitab suci-Nya. Beriman kepada para Rasul harus menumbuhkan beberapa karakter, minimal:
  1. Menumbuhkan rasa berterima kasih kepada para Rasul
  2. Selalu berusaha meneladani sifat-sifat para Rasul dalam menjalani kehidupan di dunia ini
  3. Selalu mencari keridho'an Allah swt dalam kehidupan di dunia ini

Beriman pada kitab-kitab Allah

1. Al Qur’an dan Kitab-Kitab sebelumnya

Kitab-kitab Allah seluruhnya mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai petunjuk Allah yang harus dilakukan oleh Manusia. Allah menurunkan beberapa kitab suci. Allah sangat mencela manusia yang telah diberi petunjuk tapi tidak mau melakasanakan petunjuk itu “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu-ragu menerima (Al Qur'an itu) dan Kami jadikan Al Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil (As Sajdah: 23)”.

2. Ayat yang menentramkan hati nabi

Ayat-ayat Allah yang bersifat bahasa (Al Qur’an) terkadang diturunkan untuk memotifasi Rasulullah dalam perjuangan dan juga menentramkan kegundahan Rasul ketika berdakwah menghadapi kaumnya. Allah untuk menentramkan kegundahan Rasul terkadang bercerita tentang kaum terdahulu “Dan jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan kamu, maka sesungguhnya telah mendustakan juga sebelum mereka kaum Nuh, `Aad dan Tsamud. dan kaum Ibrahim dan kaum Luth,(Al Hajj: 42)”

3. Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidraj

Allah akan memberikan siksaan bagi umat yang tidak mau menerima petunjuk-petunjuk kitab sucinya (Al Qur’an/ kitab-kitab suci lainnya). Merasa pendapat dirinya atau kaumnya yang lebih berarti dibandingkan petunjuk-petunjuk Ilahi. “ dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih (Al Jatsiyah: 8)”

Pasal ke empat Beriman pada kitab-kitab Allah; Al Qur'an memberikan informasi pada kita bahwa Allah menurunkan kitab suci-Nya adalah sebagai rasa kasih sayang Allah kepada manusia agar selamat di dalam menjalani kehidupan yang sementara di dunia. Berimana pada kitab-kitab Allah harus menumbuhkan karakter-karakter yang baik, minimal:
  1. Mengoptimalkan semua kemampuan yang dimiliki untuk mempelajari Kalamullah
  2. Berusaha melaksanakan ajaran-ajaran Al Qur'an baik yang bersifat pribadi maupun yang bersifat untuk menjaga kemaslahatan umat (hukum-hukum)
  3. Menjadikan Kalamullah sebagai sumber insfirasi dalam kehidupan.

Malaikat, Syaithan dan Jin

1. Malaikat

Orang-orang yang tidak beriman (Kafir Makkah) telah mengenal konsep Malaikat dalam keyakinan mereka. Mereka mempunyai keyakinan bahwa Malaikat mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah “Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan (An Najm: 27)” . Allah kemudian mengoreksi keyakinan itu, bahwa Malaikat bukan anak perempuan Allah, mereka adalah makhluk-makhluk Allah yang mempunyai tugas yang berbeda-beda. Makhluk yang senantiasa taat dan patuh kepada perintah-Nya. Mereka selalu mendo’akan orang-orang yang beriman.

2. Kejelekan syirik dan pengaruh syaithan

Syaithan adalah makhluk Allah yang selalu berkeinginan menyesatkan manusia "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka (An Nisa’: 118)". Itulah janji dan ancaman Syaithan yang harus membuat manusia selalu waspada dari tipu dayanya. Syaithan dengan senjatanya hawa nafsu banyak membuat manusia lupa tentang hakekat kehidupan ini.

3. Penyiaran Al Qur’an pada golongan Jinn

Makhluk Allah yang lain dalam informasi Al Qur’an adalah Jiin “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. Dan sesungguhnya kami mengetahui, bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (daripada) Nya dengan lari (Al Jinn: 10)”. Jinn banyak yang diminta bantuannya oleh manusia padahal kemampuan mereka tidaklah lebih hebat dari kemampuan manusia.
Pasal ketiga Malaikat, Syaithan dan Jin; Al Qur'an memberikan informasi kepada kita bahwa Malaikat, Syaithan dan Jinn berkaitan dengan asumsi bahwa mendekat pada Allah tidak mudah, tidak bisa langsung dan lain-lain sebagainya hingga mereka pada zaman itu membutuhkan media untuk ke arah sana. Pemahaman yang baik dan benar tentang Malaikat, Syaithan dan Jinn harus menumbuhkan beberapa karakter, minimal:
  1. Beribadah dengan sungguh-sungguh dan disiplin karena tak ada satu pun media yang mampu mendekatkan seseorang kepada Allah kecuali amal ibadahnya
  2. Meminta tolong dan berlindung hanya dilakukan kepada Allah semata sebab tak yang memberi kemudaratan atau kemanfaatan kecuali dengan izin Allah
  3. Selalu bersikap sebagai makhluk yang berperilaku mulia karena manusia selalu dimuliakan oleh Allah dihadapan makhluk-makhluknya.

Beriman Kepada Allah

1. Perintah menyembah Tuhan Yang Maha Esa

Pemahaman tentang Keesaan mengharuskan manusia beribadah dengan sungguh-sungguh. Manusia yang sempurna bukan hanya baik dalam pemikiran dan prasangka (iman) tetapi juga harus baik dalam amal (ibadah). Allah mengingatkan “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa (Al Baqarah: 21)”. “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran: 19)”.


2. Allah yang Berkuasa dan yang Menentukan

Ayat-ayat Allah selalu menunjukkan kepada manusia tentang sangat berkuasanya Allah. Dalam bahasa Al Qur’an Allah membahasakan “Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?” Diantara kekuasaan-kekuasaan Allah: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang (Al Baqarah: 164)”.

Pasal Beriman Pada Allah: Setelah seorang manusia memahami keberadaaan Allah dengan berbagai macam atribut-Nya yang penuh dengan keagungan dan kemulian, manusia diharapkan beriman (percaya) kepada Allah. Beriman kepada Allah ini sangat besar dampaknya didalam membangun karakter manusia, minimal terbangun karakter:

  1. Beribadah kepada-Nya sebagai manifestasi rasa kelemahan pada manusia. Beribadah bukan untuk alat memenuhi keinginan-keinginannya melainkan sebagai rasa pengagungan terhadap-Nya.
  2. Selalu dirinya terobsesi untuk mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh sang pencipta dirinya; kelembutan, kasih sayang, pema'af dan lain-lain sebagainya
  3. Dirinya hanya ingin menjadi hamba Zat yang penuh dengan keagungan dan kemulian.

Dalil-Dalil Adanya Allah

1. Ayat-Ayat Allah SWT

Allah mengajak manusia untuk beribadah semata kepada-Nya. Dia mengajak kesadaran manusia untuk mengerti semua kenikmatan berasal dari-Nya. Allah memperlihatkan ayat-ayat-Nya untuk menyadarkan manusia. Dalam bahasa Al Qur’an diistilahkan dengan bahasa: “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Ar Ra’d : 1-11) ”. Ayat-ayat Allah ada yang bersifat alam (Gunung, bintang, penciptaan manusia, pergantian siang dan malam, turunnya hujan dan lain-lain) dan ayat yang bersifat bahasa. Kedua ayat itu Allah pergunakan sebagai media untuk mengetuk kesadaran manusia !
2. Keesaan Allah swt

Allah dengan berbagai ayat-ayat-Nya berhak mendapat segala pujian, bahkan seluruh makhluk ciptaan-Nya selalu memuji dan tunduk patuh kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, yang mengadakan gelap dan terang, yang menciptakan manusia dari tanah, yang (hak mengabulkan) do`a yang benar. Bahkan dalam bahasa Al Qur’an “guruh bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya” Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah." Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri? (Ar Ra’d: 12-16)".
3. Siapakah Tuhan semesta alam dan bagaimana bermohon kepadanya

Ayat-ayat Allah akan mengantar manusia untuk mengenal yang lebih baik kepada Allah. Pengenalan yang baik terhadap Allah diharapkan memberikan dampak agar mempunyai prasangka yang baik kepada-Nya. Allah selalu menjadi tempat berpegangan dalam segala hal (Ash Shamad). Kesadaran bahwa kemampuan manusia terbatas membuat manusia harus selalu berhubungan dengan Allah dengan media “doa” dan harus pula mempunyai akhlak didalam berdo’a. Dalam bahasa Al Qur’an “Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut, berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan) (Al A’raf: 56)”.
4. Segi-segi pelajaran yang dapat diambil dari kehidupan alam semesta

Keajaiban-keajaiban di semesta alam ini harusnya lebih menjadikan manusia menjadi hamba-hamba yang bersyukur kepada Penciptanya dan menjadi hamba-hamba yang selalu taat pada-Nya. Dalam bahasa Al Qur’an Allah mengatakan: “Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah. Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun)”, Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (An Nahl: 65-70)”
5. Bukti kebenaran Allah yang mengharuskan kita memuji dan mensyukurinya

Seluruh yang ada di alam dunia ini adalah ciptaan-Nya. Kekuasaan-Nya tak terbataskan oleh apa pun. Allah sering mengatakan bahwa selain Aku tak ada satu pun yang dapat menciptakan. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar? (Al Qoshosh: 71)”. Adakah sesuatu yang dapat menciptakan sinar ! Jika Allah selalu menjadikan gelap di alam dunia ini sepanjang masa.
Dengan Pasal: Dalil-dalil adanya Allah; seorang muslim harus menyadari dan mampu merasakan kehadiran Allah. Allah yang telah menghantarkan pemikiran dan perasaan kita tentang kekuasaan Allah yang tak terbatas mestinya mampu membangun karakter seorang muslim, minimal:
  1. Tak perlu mencari perlindungan kecuali perlindungan Allah
  2. Selalu yakin tentang pertolongan Allah hingga membuat selalu optimis
  3. Menyadari sifat kelemahan pada diri manusia
  4. Dengan Ilmunya Allah tertanam pada dirinya selalu berprasangka baik pada Allah

Yayasan MantiQu Al Karim

A. Profile
Berdirinya Yayasan Mantiqu Al Kariim tidak dapat lepas dari sosok H. Arif Hidayat. Beliau yang seluruh hidupnya diabdikan untuk memasyarakatkan Al Qur'an, merasa prihatin dengan belum adanya pengajaran Al Qur'an yang sistimatis dan berjenjang. Kesuksesan metode IQRO (membaca) dengan TPAnya belum diiringi dengan metode menterjemahkan dan memahami Al Qur'an sebagai kelanjutan TPA/TPQ.
Pengajaran-pengajaran yang dilakukan H. Arif Hidayat pada beberapa Masjid di Kota Tangerang dijadikan lahan uji coba untuk membuat metode yang dianggap pas bagi usia-usia pasca TPA/TPQ (9 tahun ke atas). Setelah kurang lebih 5 tahun mengadakan observasi dan uji coba maka pada akhirnya dengan izin Allah SWT., beliau membuat tiga metode dalam pemahaman dan penterjemahan Al Qur'an. Untuk penterjemahan Al Qur'an diberi nama TAQWA – Tarjamatul Qur'an lil Walad – (usia mulai 9 tahun) dan untuk pemahamannya KB3Q – Kartu Belajar, Bermain dan Bercerita Al Qur'an - (mulai usia balita) dan TAFAQUH – Ta'limu Fahmil Qur'an bi Maudhu'ihi - (usia 15 tahun hingga dewasa). Dengan tiga metode ini, beliau berharap sejak dini anak-anak muslim sudah akrab dengan Al Qur'an baik membaca (IQRA), menterjemahkan (TAQWA) maupun memahaminya (KB3Q dan TAFAQUH).
Metode-metode ini kemudian diajarkan oleh beliau di tempat kediamannya bersama isteri beliau yang bernama Hj. Nuraeni Thohir. Kemudian masih dengan keadaan yang sangat sederhana dan terbatas, beliau membuat kurikulum untuk Lembaga Pendidikan Luar Sekolah pasca TPA/TPQ yang diberinama Madrosatul Qur'an (MdQ) dimana mata pelajarannya adalah tiga metode yang telah dibuat yaitu TAQWA, KB3Q dan TAFAQUH sebagai mata pelajaran pokok; Tahfidz, Tadarus dan Hadist Arba'in buah karya Imam Nawawi sebagai mata pelajaran tambahan.
Keinginan untuk memasyarakatkan Metode TAQWA dan Madrosatul Qur'an kepada masyarakat luas mendorong H. Arif Hidayat bermusyawarah dengan keluarga dan beberapa tokoh masyarakat di kediaman beliau. Akhirnya Pada tanggal 29 Agustus 2007, Bapak Agus Zainudin (Kakak dari H. Arif Hidayat) menghadap ke Notaris Rustianah, S.H., M.Kn. untuk membuat sebuah Yayasan. Dan pada tanggal 19 September 2007 keluarlah Akta Pendirian Yayasan yang diberinama Mantiqu Al Karim dengan NPWP: 02. 739. 252. 1-416.000.
Logo Mantiqu adalah delapan intan yang dikumpulkan menjadi berbentuk bintang dengan delapan sisi yang didalamnya diberi garis putih sebagai tanda keikhlasan, di dalamnya tertulis "MENUJU GENERASI QUR'AN" berbentuk busur (setengang lingkaran) –sebagai visi yayasan - dan dibawahnya tertulis MANTIQU dengan datar. Didalamnya lagi ada gambar Al Qur'an yang terbuka yang akan memberikan bimbingan jika dipelajari kemudian gambar anak-anak yang saling berpegangan tangan (tanda ukhuwah) mengelilingi bola dunia. Dalam logo itu tergambar kiat kesuksesan membuat generasi Al Qur'an yaitu mempelajari Al Qur'an dan selalu mempertebal Ukhuwah Islamiyyah sejak usia dini. Makna delapan intan yang disusun kemudian berbentuk bintang adalah ajaran Al Qur'an agar kita menjadi "Ibadurrahman" yang terdapat pada surat Al Furqan: 63-77, yaitu:


B. Visi – Misi
Visi
1. Al Qur'an sebagai pedoman hidup
2. Menjadikan generasi muslim yang mencintai, memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Al Qur'an
3. kecintaan Rasulullah SAW terhadap pelaku-pelaku Al Qur'an; karena Rasulullah SAW memberikan penghormatan kepada orang-orang yang mempunyai keahlian dalam membaca dan menghafal Al Qur'an, memberitahukan kedudukan mereka serta mengedepankan mereka dibanding orang lain.
4. kejayan Islam dimasa mendatang, Insya Allah.

Misi
1. Menjadikan generasi muslim yang dapat memahami Al Qur'an dengan metode yang sistimatis dan berjenjang
2. Memberikan sarana pelatihan agar memahami metode yang dikembangkan
3. Memfasilitasi generasi muslim untuk dapat memahami metode yang dikembangkan, sehingga kemudian dapat menyebarkan metode ini dikalangan pengajian-pengajian, organisasi keagamaan, pengurus Masjid (DKM) atau dilingkungan terdekat secara bekelanjutan
4. Mengorganisir perkembangan dan dakwah Al Qur'an

C. Strategi dan Target
Strategi
1. Program uji coba; dengan membuka kelas Taqwa di lingkungan Masjid Jami Raudhatul Jannah pada hari selasa dan Jum'at (malam) serta di kediaman H. Arif Hidayat pada hari Senin dan Kamis (malam) untuk usia remaja, hari Senin (siang) untuk Ibu-Ibu serta setiap hari (pagi – sore) untuk anak-anak.
2. Melakukan sosialisasi metode-metode yang dikembangkan (KB3Q, TAQWA dan TAFAQUH) dengan mengadakan pelatihan kepada guru-guru TPA, DKM Masjid, guru-guru mengaji dan masyarakat umum
3. Mengadakan perlombaan setiap semester (6 bulan) dengan piala bergilir dan hadiah lainnya, sebagai media monitoring pencapaian keberhasilan dari metode yang dikembangkan
4. Penjualan product secara langsung kemasyarakat dan melakukan kerja sama dalam hal iklan atau promosi dan penjualan dengan perusahaan atau perorangan.
5. Mencari donator muslim baik tetap maupun tidak, baik perorangan maupun perusahaan yang berkeinginan untuk berpartisifasi dalam pendanaan pelatihan dan pemenuhan sarana penunjang yang lain, sehingga secara tidak langsung akan terlibat dalam pengembangan Dakwah Al Qur'an
6. Pengorganisasian untuk kelompok yang telah menggunakan metode-metode KB3Q, TAQWA dan TAFAQUH pada Lembaga Pendidikan Luar Sekolah yang diberi nama Madrosatul Qur'an.
Target
1. Tahap Perintis sampai tahun 2009
a. Sosialisasi dengan melakukan 10 kali pelatihan di sekitar Kota dan Kabupaten Tangerang
b. Bekerjasama dengan Depag Kota Tengerang dalam pemberian Legalitas (Referensi) metode-metode yang dikembangkan
c. Mencari donatur dalam pendanaan pelatihan dan pemenuhan sarana penunjang yang lain.
2. Tahap Pengembangan tahun anggaran 2010
a. Sosialisasi dengan melakukan 20 kali pelatihan disekitar Provinsi Banten
b. Bekerjasama dengan Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Banten
c. Bekerjasama dengan Kanwil Depag Provinsi Banten dalam memberikan referensi (sertifikasi) metode-metode yang dikembangkan

D. Ikhtiar Keuangan
Ikhtiar keuangan yang telah dilakukan Yayasan dalam mebiayai kegiatan-kegiatannya, adalah:
1. Hasil penjualan Product yang dihasilkan oleh Yayasan Mantiqu Al Karim yaitu Kartu KB3Q, Buku Taqwa, modul-modul pelatihan serta pelatihan-pelatihan yang telah dilakukan
2. Mencari donatur-donatur yang ingin berperan dalam Dakwah Al Qur'an

Madrosatul Qur'an

PETUNJUK PRAKTIS
MENGELOLA MADROSATUL QUR’AN (MdQ)

I. Pendahuluan
Kebutuhan akan Lembaga Pendidikan Al Qur’an di luar sekolah ternyata begitu sangat dirasakan oleh masyarakat muslim Indonesia. Ini terbukti dengan begitu banyaknya TKA dan TPA dalam sepuluh tahun terakhir. Yayasan MantiQu Al Karim yang sejak berdirinya intensif dalam memasyarakatkan terjemah plus pemahaman Al Qur’an, membuat sistem dan metode untuk segala katagori usia dari usia balita sampai usia manula.
Sistem dan Metode yang dikembangkan menggunakan Metode KB3Q (Kartu Belajar, Bermain dan Bercerita Al Qur'an), TAQWA (Tarjamatul Qur’an lil Walad) dan Metode TAFAQUH (Taklimu Fahmil Qur’an bi Maudhu’ihi) yang disusun oleh KH. ARIF HIDAYAT.
Dalam perkembangan selanjutnya, system dan metode itu terus dikembangkan dan pada akhirnya menjadi kurikulum dalam Lembaga Pendidikan Al Qur’an di luar sekolah yang diberi nama Madrosatul Qur’an (MdQ). Mudah-mudahan MdQ ini menjadi sebuah momentum awal kegairahan umat Islam dalam mempelajari Al Qur’an bukan hanya membaca tapi sejak dini anak-anak sudah diajarkan menterjemahkan Al Qur’an dan memahaminya dengan cara yang sangat sederhana dan praktis.

II. MANAJEMEN PENGELOLAAN MADROSATUL QUR’AN (MdQ)
Pengertian
Pengertian Madrosah pada Madrosatul Qur’an (MdQ) adalah sebuah tempat yang kondusif untuk proses belajar-mengajar Al Qur’an dan sesuai dengan dunia anak-anak.
Tujuan MdQ
Pendirian Lembaga Pendidikan di Luar Sekolah yang berupa Madrosatul Qur’an (MdQ) bertujuan untuk melanjutkan kurikulum pasca TKA dan TPA (dengan metode IQRA) yang penekanannya pada kemampuan menterjemahkan dan memahami Al Qur’an dengan baik dan benar (dengan metode TAQWA).
Bentuk dan Pengelompokan Belajar
1. Madrosatul Qur’an adalah salah satu bentuk pendidikan lanjutan di luar sekolah untuk anak usia 9 tahun – usia SLTA
2. Penggolongan dan Pengelompokan belajar adalah:
a. MdQ A: untuk usia SD ( usia antara 9 tahun – 12 tahun)
b. MdQ B: untuk usia SLTP (usia antara 12 tahun – 15 tahun)
c. MdQ C: untuk usia SLTA (usia antara 15 tahun – 19 tahun)
d. Kursus: adalah paket belajar yang tidak termasuk dalam katagori MdQ Paket.
3. Lama Belajar Madrosatul Qur’an (MdQ)
Berdasarkan pengalaman dibuatlah masa belajar di MdQ selama tiga tahun (enam semester) sampai anak mempunyai kemampuan menterjemahkan Al Qur’an dan memahaminya.
4. Materi Pelajaran Madrosatul Qur’an (MdQ)
Sesuai tujuan MdQ, maka materi pokok pelajaran pada MdQ adalah belajar menterjemahkan Al Qur’an dengan metode TAQWA dan memahami Al Qur’an dengan metode TAFAQUH.
Selain itu terdapat materi pelajaran penunjang antara lain:
- Tahfidz surat-surat juz amma
- Tahfidz surat Al Baqoroh
- Hadist Arba’in buah karya Al Imam Nawawi
- Kartu Belajar, Bermain dan Bercerita Al Qur'an (KB3Q)
5. Buku Pegangan
Buku pegangan wajib, yang harus dimiliki oleh para santri MdQ adalah:
1. Buku TAQWA 6 jilid, susunan KH. ARIF HIDAYAT sebagai buku wajib pelajaran terjemah Al Qur’an.
2. Buku TAFAQUH, susunan KH. ARIF HIDAYAT sebagai buku wajib pelajaran pemahaman Al Qur’an
3. Buku Hadist Arba'in buah karya Imam Nawawi sebagai buku wajib pelajaran Akhlak Rasulullah SAW.
6. Metode Belajar
Metode belajar dan mengajar di lingkungan MdQ dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Bila jumlah santri cukup banyak – sehingga membutuhkan ruang belajar lebih dari satu lokal kelas - maka pengelompokan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pada awalnya pengelompokan dapat dilakukan berdasarkan persamaan usia:
Misalnya: 9 – 10 tahun MdQ A
12 – 13 tahun MdQ B
15 – 16 tahun MdQ C
2. Setelah MdQ berjalan beberapa bulan, dan setiap santri telah memperlihatkan prestasi –khususnya dalam kepandaian menghafal kosa kata dan kaidah- maka pengelompokan belajar yang sudah berjalan ditinjau ulang kemudian disusun kembali sesuai dengan prestasi santri yang bersangkutan. Sehingga pengelompokan belajar yang baru didasarkan atas prestasi / jilid TAQWA .
Misalnya: Buku TAQWA jilid 1 & 2 : kelompok 1
Buku TAQWA jilid 3 & 4 : kelompok 2
Buku TAQWA jilid 5 & 6 : kelompok 3
3. Untuk mengatasi kesulitan ruangan kelas belajar –karena misal terbatasnya ruang kelas yang tersedia – maka pembagian kelas belajar dapat dilakukan berdasarkan waktu masuk (periode).
Misal MdQ Pagi : Pukul 08.00 – 09.30
Pukul 09.30 – 11.00
MdQ Sore: Pukul 14.00 – 15.30
Pukul 15.30 – 17.00
7. Jumlah Santri dalam setiap Kelas
Jumlah santri dalam kelompok belajar setiap kelas, berkisar antara 25-30 orang santri. Jumlah ini disesuaikan dengan kemampuan pengawasan –span of control- guru (ustadz). Maka setiap kelas akan dipimpin oleh seorang wali kelas, yang bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar-mengajar di kelas.
8. Jadwal Pelajaran
Pada garis besarnya, pelajaran pada Madrosatul Qur’an (MdQ) di bagi dalam dua tahap, yaitu klasikal dan privat. Pada saat klasikal, kelas dipimpin oleh seorang wali kelas, namun pada saat pelajaran privat, siswa dibina oleh guru / ustadz privat, dengan tetap dibawah pengawasan wali kelas yang bersangkutan. Adapun alokasi waktu belajar yang 90 menit itu dibagi:
5 menit: do’a pembukaan
10 menit : klasikal I
60 menit : privat
10 menit: Klasikal II
5 menit: do’a penutup

Do’a pembukaan: do’a pembukaan yang terdapat di dalam setiap buku TAQWA
Klasikal: Materi pelajaran yang diberikan pada klasikal I dan klasikal II sebagai berikut:
a. Ayat-ayat Tafaquh
b. Hadist Arbain
c. Kosa-kosa kata yang telah terlewat dalam surat dengan cara di acak
d. Penerapan kaidah-kaidah yang telah terlewat dalam sebuah surat
e. Tahfid surat-surat juz amma
Privat: Pada saat privat, setiap kelas dibina oleh beberapa orang guru ustadz, dengan rasio perbandingan antara ustadz : santri = 1 : 6-10.
Materi Pelajaran yang diberikan:
i. Belajar menterjemahkan sebuah surat kata per kata dengan buku TAQWA.
ii. Menerapkan kaidah materi pada surat materi
Cara dan Teknis
a. Berhadapan langsung (satu santri, satu ustadz)
b. Teknis mengajar terjemah:
- Listening skill
- Oral drill
- Reading drill
c. Ustadz cukup memberi terjemah kata per kata hingga satu ayat, selanjutnya ustadz menterjemahkan ayat-ayat itu hingga selesai materi pelajaran.
d. Jangan sekali-sekali terlalu banyak penjelasan, sehingga santri hilang konsentrasinya pada penterjemahan.
e. Sesering mungkin ustadz mengacak-acak kosa kata yang telah dipelajari tanpa berurutan dalam satu surat.
f. Terangkan aplikasi kaidah-kaidah yang telah dipelajari dalam satu surat
g. Gunakan kartu prestasi

Rabu, 30 September 2009

Tafaquh (Ta'limu Fahmil Qur'an bi Maudhu'ihi)

TAFAQUH

TAFAQUH adalah sebuah metode untuk memahami Al Qur’an dengan tema-tema Al Qur’an. Rujukan dalam pengambilan tema metode TAFAQUH adalah “Al Qur’an dan Terjemahan Departemen Agama RI”. Jumlah tema yang terdapat pada “Al Qur’an dan Terjemahan Departemen Agama RI” berjumlah 838. Jumlah ini kemudian oleh TAFAQUH diseleksi dan dijadikan menjadi empat tema besar yaitu: IMAN, IBADAH, HUKUM dan KISAH.
Penyeleksian ini bersifat Ijtihad dari TAFAQUH dan menghasilkan:
1. Tema Iman dengan 12 bab mempunyai 372 pasal dengan jumlah 2817 ayat
2. IBADAH dengan 6 bab mempunyai 159 pasal dengan jumlah 967 ayat
3. HUKUM dengan 2 bab mempunyai 30 pasal dengan jumlah 134 ayat
4. KISAH dengan 12 bab mempunyai 277 pasal dengan jumlah 2649 ayat
Penyeleksian tema ini kemudian menghasilkan kesimpulan DairiQu (Dairotul Qur’an) –Siklus Al Qur’an-:


Dalam DairiQu ini kita bisa melihat Hubungan Allah dan manusia adalah hubungan timbal-balik yang penuh dengan kasih sayang. Allah ketika ingin memperkenalkan kepada manusia tentang zat-Nya, Dia menggunakan media ayat. Ayat-ayat Allah begitu banyak tidak bisa kita hitung satu persatu dan disederhanakan menjadi dua bagian:
1. Ayat yang bersifat Alam (non-bahasa) = Ayat-Ayat Kauniyyah
2. Ayat yang bersifat bahasa = Wahyu
Dua ayat ini harus direspon dengan cara yang benar oleh manusia agar menghasilkan keimanan yang tertancap dalam hati dan teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tema Iman terdiri dari dua belas bab, yaitu:
1. Dalil-dalil adanya Allah mempunyai 28 pasal dan 228 ayat yang berasal dari 20 surat
2. Beriman kepada Allah swt mempunyai 55 pasal dan 330 ayat yang berasal dari 33 surat
3. Malaikat, Syaithan dan Jinn mempunyai 14 pasal dan 99 ayat yang berasal dari 13 surat
4. Beriman pada kitab-kitab Allah swt mempunyai 45 pasal dan 377 ayat yang berasal dari 32 surat
5. Beriman kepada para rasul mempunyai 49 pasal dan 345 ayat yang berasal dari 28 surat
6. Kiamat dan Kematian mempunyai 34 pasal dan 300 ayat yang berasal dari 25 surat
7. Hari berbangkit mempunyai 12 pasal dan 104 ayat yang berasal dari 10 surat
8. Syurga dan Neraka mempunyai 26 pasal dan 295 ayat yang berasal dari 18 surat
9. Orang-orang yang beriman mempunyai 22 pasal dan 171 ayat yang berasal dari 16 surat
10.Kesentausaan orang beriman mempunyai 16 pasal dan 88 ayat yang berasal dari 16 ayat
11. Orang-Orang Munafik mempunyai 13 pasal dan 83 ayat yang berasal dari 6 surat
12.Orang-orang kafir mempunyai 58 pasal dan 440 ayat yang berasal dari 30 surat
Keimanan sebagai respon ayat-ayat Allah itu hendaklah menghasilkan kesadaran puncak tentang hakekat manusia. Kesadaran sebagai hamba Allah yang selalu membutuhkan hubungan yang baik dengan-Nya. Hubungan ini disebut Ibadah kepada-Nya.
Tema ibadah terdiri dari enam bab, yaitu:
1. Manusia mempunyai 41 pasal dan 290 ayat yang berasal dari 31 surat
2. Haji, Puasa, Zakat dan Shalat mempunyai 24 pasal dan 137 ayat yang berasal dari 11 surat
3. Jihad mempunyai 33 pasal dan 170 ayat yang berasal dari 12 surat
4. Makanan, minuman dan pakaian mempunyai 13 pasal dan 71 ayat yang berasal dari 11 surat
5. Akhlak yang buruk mempunyai 18 pasal dan 101 ayat yang berasal dari 14 surat
6. Akhlak yang baik mempunyai 30 pasal dan 177 ayat yang berasal dari 21 surat
Keimanan sebagai respon ayat-ayat Allah juga tidak hanya menghasilkan “Ibadah” kepada Allah dengan cara yang benar tetapi juga harus menghasilkan kepedulian dengan orang lain dan menjaga hubungan dengan orang lain. Untuk menjaga hubungan dengan pihak lain inilah Allah menurunkan tuntunan-Nya yang dikenal dengan bahasa hukum.
Tema Hukum terdiri dari dua bab, yaitu:
1. Hukum-Hukum keluarga mempunyai 21 pasal dan 94 ayat yang berasal dari 7 surat
2. Hukum-Hukum Jinayat mempunyai 9 pasal dan 40 ayat yang berasal dari 3 surat
Agar keimanan itu selalu terjaga dengan beribadah dan menjaga hubungan dengan pihak lain, manusia membutuhkan tauladan. Dalam kerangka inilah Allah memberikan kisah-kisah tauladan dari manusia-manusia unggul yang telah mendapatkan kebahagian yang hakekat di dalam kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Juga Allah memberikan kisah-kisah buruk dari manusia-manusia yang tidak mengerti hakekat kehidupan agar manusia menjauhi perilaku-perilaku mereka.
Tema Kisah terdiri dari dua belas bab, yaitu:
1. Sejarah Nabi Muhammad saw di Makkah mempunyai 49 pasal dan 433 ayat yang berasal dari 36 ayat
2. Sejarah Nabi Muhammad saw di Madinah mempunyai 49 pasal dan 260 ayat yang berasal dari 18 surat
3. Bani Isra’il mempunyai 25 pasal dan 141 ayat yang berasal dari 9 surat
4. Nabi Musa as mempunyai 45 pasal dan 419 ayat yang berasal dari 19 surat
5. Nabi Isa as, Nabi Yahya as dan Nabi Zakaria as mempunyai 14 pasal dan 97 ayat yang berasal dari 6 surat
6. Nabi Ibrahim as, Ismail as, Ishak as, Idris as , Dzulkifli dan Nabi Ya’kub as mempunyai 19 pasal dan 208 ayat yang berasal dari 13 surat
7. Nabi Luth as, Ilyas as dan Nabi Syu’aib as mempunyai 13 pasal dan 131 ayat yang berasal dari 9 surat
8. Nabi Yusuf as mempunyai 11 pasal dan 111 ayat yang berasal dari 1 surat
9. Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as mempunyai 7 pasal dan 51 ayat yang berasal dari 4 surat
10.Nabi Huud as dan Nabi Shaleh as mempunyai 14 pasal dan 21 ayat yang berasal dari 9 surat
11. Nabi Adam as, Nabi Nuh as, nabi Yunus as dan Nabi Ayub as mempunyai 23 pasal dan 210 ayat yang berasal dari 15 surat
12.Perumpamaan dan Kisah Al Qur’an yang lainnya mempunyai 8 pasal dan 71 ayat yang berasal dari 6 surat

TAQWA

TARJAMATUL QUR’AN LIL WALAD - Terjemah Al Qur'an untuk Anak
Pendahuluan
Seperti diketahui bahwa Al Qur’an diturunkan oleh Allah SWT menggunakan bahasa Arab. Di masyarakat Indonesia sudah terbentuk prasangka bahwa mempelajari bahasa Arab merupakan hal yang sangat sulit kalau tidak dikatakan hal yang mustahil. Dengan dua kajian ilmu: Nahwu dan Sharaf , banyak orang yang baru mendengarnya saja sudah alergi. Fakta ini membuat sulit untuk memberikan pemahaman Agama pada sumber aslinya. Membumikan Al Qur’an dalam artian nilai-nilai Al Qur’an dapat terserap oleh umat dan dipraktekan dalam keseharian masih merupakan wacana yang belum tergarap dengan optimal.
Yayasan MantiQu dengan berbagai macam keterbatasan ingin mendorong generasi yang akrab dengan Al Qur’an. Pandai menterjemahkan Al Qur’an dan mampu menyerap nilai-nilai Al Qur’an yang pada akhirnya teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. MantiQu terdorong untuk membuat sistem didalam menterjemahkan Al Qur’an. Sistem dan metode ini dinamakan TAQWA singkatan dari Tarjamatul Qur’an lil Walad. Mudah-mudahan metode ini membuat orang akrab dengan dunia Al Qur’an.
Pengenalan
TAQWA merupakan metode yang menitik beratkan pada kemampuan menterjemahkan Al Qur’an dengan cara sistematis. Metodologi pembuatan sistem ini adalah;
1. Penguasaan kosa kata Al Qur’an
2. Penguasaan Tatabahasa Bahasa Arab
3. Aturan-aturan terjemah ke dalam bahasa Indonesia
Tiga masalah ini berusaha dipecahkan secara perlahan-lahan oleh Taqwa dan diramu menjadi enam buku.
Kosa kata Al Qur’an menurut Fuad Abdul Baqiy dalam “ Al Mu’jam Al Mufahras li Al Fadzil Qur’an Al Kariim-” berjumlah: 77.439 kata, sedangkan jika tanpa pengulangan dan tanpa kalimat hurup berjumlah 1.729 kata. Kata-kata inilah yang kemudian menjadi kajian metode TAQWA untuk dihafal. Taqwa membagi penghapalan kosa ini dalam enam buku yang langsung dipraktekan dalam pembacaan. Jilid 1: berisi kosa kata surat Al Fatikhah – Asy Syams = 288 kosa kata; Jilid 2: berisi kosa kata Al Balad –An Naba’ = 400 kosa kata; Jilid 3: berisi kosa kata surat Al Baqarah dari ayat 1– 141 = 423 kosa kata; Jilid 4: berisi kosa kata Surat Al Baqarah ayat 142 – 286 = 352 kosa kata; Jilid 5: berisi kosa kata dari surat Ali Imran – surat Al Isra = 437 kosa kata; Jilid 6: berisi kosa kata dari surat Al Kahfi – Al Mursalat = 443 kosa kata. Jumlah Kosa Kata yang dikumpulkan oleh Taqwa dalam enam buku adalah 2343 kata.
Masalah Tata Bahasa oleh Taqwa dikemas dengan kaidah-kaidah sederhana dan langsung dipraktekan pada surat-surat Al Qur'an, setiap dua kaidah dilakukan Latihan sebagai barometer penguasaaan Kaidah tersebut. Jilid 1: Kaidah pengenalan jenis kata = 12 kaidah; Jilid 2: Kaidah mengenal kata-kata kerja = 10 kaidah; Jilid 3: Kaidah mengenal pola-pola kata = 8 kaidah; Jilid 4: Kaidah mengenal kedudukan pokok kalimat = 12 Kaidah; Jilid 5: Kaidah mengenal kedudukan kata pelengkap = 12 kaidah; dan Jilid 6: Kaidah mengenal kaidah-kaidah menterjemahkan Al Qur’an dengan baik dan benar = 15 kaidah.
Dalam mencapai target pembelajaran dibuat beberapa Kartu sebagai kontrol pembelajaran. Kartu prestasi Taqwa untuk santri dan Kartu Prestasi Hafalan Taqwa untuk santri yang ingin naik kepada Taqwa jilid selanjutnya.
Mudah-mudahan usaha ini mampu membuat generasi yang akrab dengan Al Qur'an. Insya Allah.
Harga Jual: Rp. 15.000

lanjutan KB3Q (Simulasi - belajar)




Dalam kerinduan pada generasi Qur'an ku persembahkan karya sederhana . . .


untuk generasi anak-anak ku Muhamad Faqih Maulana dan Muhammad Fikri Muthahari.






lanjutan KB3Q (Simulasi)





lakukanlah simulasi di atas kepada anak-anak kita agar mereka mulai akrab dengan kitab suci-Nya.


Selasa, 29 September 2009

Karya Khadimul Qur'an

Kartu Belajar, Bermain dan Bercerita Al Qur'an (KB3Q)

Latar Belakang
Rasulullah saw. telah bersabda: “ Didiklah anak kalian dalam tiga hal: mencintai Nabi, mencintai keluarga Nabi dan mempelajari Al Qur’an”. Memasukan nilai-nilai Al Qur’an kepada putera-puteri kita sejak dini adalah sesuatu yang sangat penting. Disisi yang lain dunia anak adalah dunia bermain. Permainan yang ada sekarang ini belum mampu menjadi media untuk belajar memahami nilai-nilai Al Qur’an. Bermain mereka adalah murni bermain dalam artian permainan yang ada belum mampu mengantar mereka dalam pembentukan nilai-nilai agama dan akhlak. Keprihatinan dan keinginan inilah yang mendorong Yayasan MantiQu Al Kariim untuk membuat metode Kartu Belajar, Bermain dan Bercerita Al Qur’an (KB3Q). Dengan Metode ini diharapkan dunia bermain mereka diisi dengan nilai-nilai Al Qur’an. Nilai yang sangat dibutuhkan untuk mendorong terbentuknya Generasi Qur’an.
Metode KB3Q dibuat mempertimbangkan dan mengingat beberapa hal:
A. Rasional
Kehidupan dan Peradaban manusia muslim senantiasa mengalami perubahan. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum. Kualitas pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis dan mampu bersaing
B. Pengertian
KB3Q adalah kepanjangan dari Kartu Belajar, Bermain dan Bercerita Al Qur’an yang merupakan metode berjenjang untuk memahami Al Qur’an dengan komfrehensif dan menyeluruh. KB3Q merupakan media untuk memahami Al Qur’an sejak dini (5-10 tahun).
C. Fungsi dan Tujuan
Metode KB3Q memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Pengembangan yaitu meningkatkan apresiasi anak-anak muslim terhadap kitab sucinya sehingga diharapkan para santri dapat meyakini kebenaran petunjuk Al Qur’an sejak dini.
2. Perbaikan yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari sejak dini.
3. Pencegahan yaitu menangkal hal-hal negative dari lingkungan atau budaya yang dapat membahayakan keimanan seorang muslim sejak dini
4. Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai Al Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh kehidupannya sejak dini
KB3Q bertujuan agar santri bergairah untuk memahami Al Qur’an.
Pengenalan
Metode Kartu Belajar, Bermain dan Bercerita Al Qur’an adalah sebuah metode untuk memahami Al Qur’an yang disesuaikan dengan dunia anak. Metode ini diperkenalkan kepada anak dengan menggunakan kartu yang berisi berbagai macam informasi mengenai Al Qur’an. Kartu dibuat sebanyak 114 buah sesuai dengan jumlah surat dalam Al Qur’an dan dibagi dalam dua bagian
1. Makiyyah sebanyak 86 kartu; menjadi 21 kelompok kuartet dan dua kartu (Al Fatikhah dan Al Ikhlas) tidak mempunyai kelompok kuartet. Kartu kelompok Makkiyah diberi warna hijau
Pembagian kuartet:
Al Fatikhah (1) : Dalam Metode KB3Q surat ini tidak mempunyai kelompok kuartet dikarenakan makna Al Fathikah sebagai pembuka hingga kegiatan apapun harus membuka dengan Bismillah dan memuji Allah SWT.
Al Ikhlas (112) : Surat ini pun tidak diberikan kelompok kuartet dikarenakan keikhlasan itu seperti udara, dia tidak beraroma tetapi dibutuhkan dalam segala hal. Ikhlas adalah makna yang harus selalu ada bagi setiap kegiatan seorang muslim.
Makkiyyah
Kuartet Kelompok 1: Al An’am (6), Al Jinn (72), Al Mursalat (77) dan An Naas ( 114): Kelompok kuartet ini adalah nama-nama surat Al Qur’an yang merupakan jenis-jenis makhluk ciptaan Allah.
Kuartet Kelompok 2: Al A’raf (7), Ad Dukhan (44), Adz Dzariyat (51) dan Al Ma’arij (70): Malaikat yang selalu berada di tempat yang tinggi (Al A’raf) ketika turun ke bumi dan naik kelangit (Al Ma’arij) membawa angin-angin yang menerbangkan (Adz Dzariyat) dan kabut-kabut (Adh Dhukhan).
Kelompok Kuartet 3: Yunus (10), Huud (11), Yusuf (12) dan Ibrahim (14): Kuartet nama-nama Nabi
Kelompok Kuartet 4: Al Hijr (15), Al Kahfi (18), Al Ahqaf (46) dan Ath Thuur (52): Kuartet nama-nama tempat yang mempunyai makna dan sejarah tertentu dalam kisah Al Qur’an
Kelompok Kuartet 5: An Nahl (16), An Naml (27), Al Ankabut (29) dan Al Fiil (105): Kuartet nama-nama hewan dalam Al Qur’an
Kelompok Kuartet 6: Al Isra (17), Maryam (19), Lukman (31) dan Nuuh (71): Allah memerintahkan Nabi Nuh (Nuuh) untuk keluar dari negerinya pada malam hari (Al Isra) sedangkan Maryam (Maryam) dan Lukman (Lukman) adalah sebagian cerita-cerita orang soleh yang terdapat dalam Al Qur’an
Kelompok Kuartet 7: Thaha (20), Yaasiin (36), Shaad (38) dan Qaaf (50): Kuartet nama-nama surat yang mempunyai huruf terputus-putus.
Kelompok Kuartet 8: Al Anbiya (21), Al Mukminun (23), As Sajdah (32) dan Al Kautsar (108): Para nabi (Al Anbiya) selalu memerintahkan orang-orang beriman (Al Mukminun) untuk selalu ingat Allah dengan memperbanyak Sujud (As Sajdah) padanya agar selalu diberikan nikmat-nikmat yang banyak (Al Kautsar)
Kelompok Kuartet 9: Al Furqan (25), Asy Syu’ara (26), Al Qoshosh (28) dan Al Qolam (68): Ahli-Ahli Syair (Asy Syu’ara) ketika berkisah (Al Qoshosh) hendaklah selalu bisa membedakan (Al Furqan) kebenaran dan kebatilan, karena semuanya akan ditulis oleh Malaikat dengan pena (Al Qolam)
Kelompok Kuartet 10: Ar Ruum (30), Saba’ (34), Al Balad (90) dan Quraisy (106): Kuartet nama-nama surat yang ada kaitannya dengan negeri dan bangsa-bangsa.
Kelompok Kuartet 11: Fathir (35), Al Mulk (67), Al A’la (87) dan Al Qodr (97): Kuartet sifat-sifat Allah Yang Maha ESa
Kelompok Kuartet 12: Ash Shaffat (37), Az Zumar (39), Al Buruj (85) dan Ath Thariq (86): Allah bersumpah dengan Gugusan Bintang (Al Buruj) dan dengan yang datang di malam hari (Ath Thariq) bahwa pada hari akhirat manusia akan dibagi berombongan (Az Zumar) dan Malaikat selalu berbaris (Ash Shaffat)
Kelompok Kuartet 13: Al Mu’min (40), Fushilat (41), Asy Syuura (42) dan Al Kafirun (109): Orang beriman (Al Mu’min) hendaklah selalu bermusyawarah (Asy Syuura) agar tampak jelas (Fushilat) bagaimana rekayasa orang-orang kafir (Al Kafiruun)
Kelompok Kuartet 14: Az Zuhruf (43), At Tiin (95), Al ‘Alaq (96) dan Al ‘Aadiyat (100): Janin yang tergantung dalam rahim (Al ‘Alaq), Kuda yang berlari cepat (Al ‘Aadiyat) dan buah Tiin adalah sebagian perhiasan (Az Zuhruf) kehidupan dunia.
Kelompok Kuartet 15: Al Jatsiyah (45), An Naaziat (79), Al Ghasyiyah (88) dan Al lahb (111): Ketika manusia manusia dicabut nyawa (An Naziat) maka terpampanglah dihadapannya keadaan pada hari pembalasan (Al Ghasiyah) bagaimana manusia berlutut dihadapan Allah (Al Jatsiyah) dan bagaimana ada gejolak api yang membara (Al Lahb).
Kelompok Kuartet 16: An Najm (53), Al Qomar (54), Asy Syams (91) dan Al Falaq (113): Kuartet tentang benda-benda langit
Kelompok Kuartet 17: Al Waqiah (56), Al Haqqah (69), Al Qiyamah (75) dan An Naba’ (78): Kuartet nama-nama kiamat
Kelompok Kuartet 18: Al Muzammil (73), Al Mudatsir (74), ‘Abasa (80) dan Al Insyirah (94): Kuartet keadaan Nabi Muhammad SAW
Kelompok Kuartet 19: At Takwir (81), Al Infithar (82), Al Insyiqaq (84) dan Al Qaariqh (101): Kuartet kedahsyatan hari kiamat
Kelompok Kuartet 20: Al Muthaffifin (83), At Takatsur (102), Al Humazah (104) dan Al Maa’un (107): Kuartet dampak keburukan yang disebabkan oleh At Takatsur
Kelompok Kuartet 21: Al Fajr (89), Al Lail (92), Adh Dhuha (93) dan Al Ashr (103): Kelompok kuartet tentang waktu-waktu di alam dunia.
2. Madaniyyah sebanyak 28 kartu; menjadi 7 kelompok kuartet. Kartu kelompok Madaniyyah diberi warna biru.
Kuartet Kelompok 1: Al Baqarah (2), Ar Ra’d (13), An Nuur (24) dan Al Hadiid (57): Dalam informasi Al Qur’an benda-benda ini sebagian tanda-tanda tentang keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.
Kuartet Kelompok 2: Ali Imran (3), Al maidah (5), At Taubah (9) dan Ar Rahman (55): Kurtet ini menceritakan sebagian sifat Allah yang penuh Kasih-Sayang (Ar Rahman), yang selalu menerima taubat (At Taubah) hambanya bahkan selalu memberikan rizki yang berupa hidangan (Al Maidah) sebagaimana yang Allah limpahkan kepada keluarga Imran AS (Ali Imran)
Kuartet Kelompok 3: An Nisa (4), Al Mujadilah (58), Al Mumtahanah (60), dan Ath Thalak (65): Surat-surat tentang kejadian wanita dalam Al Qur’an; wanita yang mengajukan gugatan, wanita yang harus diuji ketika berhijrah dan hukum-hukum wanita yang dicerai.
Kuartet Kelompok 4: Al Anfal (8), Al Ahzab (33), Ash Shaf (61) dan An Nashr (110): Pembagian kuartet yang menceritakan bahwa jika ada pasukan kafir yang bersekutu (Al Ahzab) maka kaum muslim harus bersatu dengan berbaris yang rapih (Ash Shaf) maka umat Islam akan mendapatkan pertolongan Allah (An Nashr) dan mendapatkan hasil rampasan perang (Al Anfaal)
Kuartet Kelompok 5: Al Hajj (22), Al Jumu’ah (62), Al Munafiqun (63) dan Al Insaan (76): Pembagian kuartet ini menceritakan bahwa Ibadah Shalat Jum’at (Al Jumuah) adalah ibadah yang sebanding dengan Ibadah Hajji (Al Hajj) bagi manusia (Al Insan) yang faqir. Orang-orang munafiq ( Al Munafiquun) tidak menyukai sholat jum’at
Kuartet Kelompok 6: Muhammad (47), Al Fath (48), Al Hujurat (49) dan At Tahriim (66): Kejadian-kejadian pada Nabi Muhammad SAW
Kuartet Kelompok 7: Al Hasyr (59), Ath Thaghabun (64), Al Bayyinah (98) dan Az Zalzalah (99): Kelakuan orang Yahudi yang tidak beriman jika belum ada bukti-bukti yang nyata (Al Bayyinah) diingatkan oleh Allah tentang pengusiran mereka (Al Hasyr), dan jika mereka tetap tidak beriman kepada Muhammad SAW, Allah mengancam dengan hari keguncangan (Az Zalzalah) dan hari penampakan kesalahan (Ath Thaghabuun).
Kartu ini pun mengandung beberapa informasi mengenai Al Qur’an yang lain, seperti visualisasi nama surat; kandungan suatu surat; latar belakang penamaan suatu surat; jumlah ayat dalam satu surat serta nomor surat dalam urutan mushaf.
Harga Jual: Rp. 20.000

Renungan Khadimul Qur'an

Pagi ini seperti biasa terbangun pukul 3.30 pagi
mempersiapkan untuk pergi ke masjid
jarak masjid dan rumahku kira-kira 150 m
aku berjalan . . . seperti biasa . . .

melalui jalan yang sama hampir 20 tahun kulalui dan aku sangat hafal
entah kenapa pagi ini, aku disentakkan oleh pemandangan yang biasa ku lihat . . .
tukang-tukang sayur telah bangun mungkin dari jam 2 pagi
mereka membereskan semua jualannya . . .
Ya Allah mengapa mereka begitu bersungguh-sungguh . . .
apa yang mereka cari . . .
keuntungan yang . . .yah . . . tak seberapa

Aku sedang berniaga dengan Allah . . .
yang tak pernah ada ruginya
tapi . . . kenapa kurang bersungguh-sungguh . . .

Kebodohan apakah ini . . .
kedunguan model apakah ini . . .

Perjalanan Khadimul Qur'an

Perjalanan ku . . .
adalah perjalanan lamunan
Konsepku . . . mimpiku . . .
adalah perjalanan perjuangan.

Dalam kenyataan sudah hampir dua tahun aku merambah dalam meyakini orang
bahwa belajar terjemah (bahasa) Al Qur'an itu mudah . . .
ternyata tak mudah . . . untuk meyakini orang

Dalam beberapa pelatihan dan presentasi di beberapa tempat
Aku hanya bisa mengatakan "subhanallah" beginikah kualitas umat islam dengan kitab sucinya
bagaimana mungkin kita punya generasi seperti Ibnu Sina, Imam Syafi'i dan Al Ghozali jika hasrat dan cita-cita umat Islam tidak diberikan untuk Al Qur'an

Inilah proyek besar . . .
Inilah poyek raksasa . . .
untuk memberikan kesadaran pada umat Islam untuk intensif belajar dengan kitab sucinya

Tiga metode yang telah disiapkan . . .
tak mudah untuk dimasyarakatkan

Ya Allah . . .
Ya Rabb
Engkau lah As Somad